Review : Skyfall ( 2012 )
SKYFALL
“MY NAME IS BOND, JAMES BLONDE”
Director : Sam
Mendes
Screenplay : Neal Purvis,
Robert Wade, and John Logan
Cast :
Daniel Craig, Dame Judi Dench, Javier Bardem, Ralph Fiennes, Ben Wishaw, Naomi
Harri
Indonesia cukup beruntung
sebenarnya, karena Skyfall ditayangkan pada awal November 2012, bersamaan
dengan Negara-negara di Asia Tenggara lainnya, sementara di belahan dunia
bagian Amerika Serikat, justru baru ditayangkan pada 9 November 2012. Gue
merasa cukup beruntung karena akhirnya bisa ikut dalam event nonton bareng
untuk pertama kalinya bersama dengan admin-admin dari Layar Tancep di XXI Gajah Mada pada hari Sabtu kemarin. Sungguh suatu pengalaman
menarik ketika bisa menonton dan kemudian terlibatdalam sebuah diskusi
menyenangkan bersama dengan teman-teman ‘sealiran’ dan ‘sejiwa’.
Anyway, akhirnya setelah hiatus selama 3 tahun, setelah terakhir beraksi dalam
Quantum of Solace di tahun 2008, si mata-mata (uhuk!) seksi asal Inggris ini
kembali. Membawa serta Sam Mendes, sutradara yang sudah terkenal dengan film-film
dramanya yang kuat unsur psikologisnya, mengarahkan film pertama yang berbudget
raksasa dan full action, inilah
Skyfall!
Hard-disk berisi data seluruh identitas mata-mata M16 hilang dicuri, dan James
Bond (Craig) gagal merebutnya kembali. Lewat sebuah keputusan mendesak, Bond
kemudian dikorbankan oleh M (Dench) dan sempat dikira meninggal. Tak lama kemudian London dicengkeram terror
ketika markas besar M16 hancur dibom dan identitas mata-mata M16 disebarkan ke
seluruh dunia. M harus bertanggungjawab dan diselidiki oleh Gareth Mallory(Fiennes). Masa lalu M yang
berwujud seorang pria pirang perlente bernama Silva (Bardem) adalah orang yang
bertanggung jawab atas semua kekacauan ini. Bond akhirnya kembali untuk memburu
dan menggagalkan rencana Silva, dibantu oleh Q (Wishaw) dan Eve (Harris), juga
kemunculan Severine (Marlohe) yang misterius, Bond harus berpacu dengan waktu,
menyelamatkan M dari tangan maut.
Ketika pertama kali
Daniel Craig ditunjuk sebagai pengganti Brosnan, banyak orang yang skeptis.
Craig adalah kebalikan dari seluruh image Bond yang ada : perlente, playboy, sekaligus memukau. Craig yang
wajahnya ‘kasar’ dan ‘dingin’ awalnya diremehkan dan dipandang sebelah mata.
Namun dia berhasil memberikan sebuah penampilan memukau dalam Casino Royale
(2006), memberikan image Bond yang lebih ‘dark’,
sesuai dengan kesukaan pasar akhir-akhir ini. Setelah sedikit melempem di
Quantum of Solace, EON Production memberikan kepercayaan kepada Mendes untuk direct film Bond yang ke 23 ini.
Hasilnya? Sam Mendes
yang sangat terinspirasi oleh The Dark Knight dan The Dark Knight Rises meminta
Neal Purvis, Robert Wade, dan John Logan untuk menulis SKyfall berdasarkan dengan kedua
film tersebut. Hal ini yang bisa gue dan banyak orang rasakan ketika menonton
sendiri filmnya. Secara tidak langsung, gue merasa Skyfall adalah versi
spionase dari TDK + TDKR. Dalam hal ini sah-sah saja, bahkan gue merasa ini
adalah interpretasi yang baik, walaupun ada beberapa bagian dari memanusiakan
Bond yang agak sedikit kurang masuk akal dan sedikit terlalu drama. Banyak juga
yang mengeluhkan minimnya porsi action, tapi
gue merasa oke-oke saja dengan ini, karena yang menjadi sorotan utama dalam Skyfall
adalah perkembangan psikologis Bond sekaligus love-and-hate relationship dengan M. dan ini memang kekuatan dari
Mendes, yang sudah lebih dulu terkenal lewat film-filmnya yang kuat dalam
perkembangan psikologis karakterisasinya, seperti yang bisa kita lihat di
American Beauty.
Lalu ada Daniel Craig,
yang melanjutkan perannya sebagai Bond, yang mengalami sedikit perubahan
menjadi lebih playful dan sense of humor, walau tetap menjadi Bond
yang ‘rustic’, kasar, dan umm…sexy. Namun sesungguhnya, bintang utama
yang bersinar di Skyfall adalah Javier Bardem dan Judi Dench. Pendekatan Bardem
dalam memerankan Silva memang sedikit banyak mirip dengan Joker milik alm.
Ledger dalam TDK, dalam versi yang less
wacky and psycho, tentu saja. Memang menyeramkan, dan memiliki motivasi, membuat gue bisa mengerti kekacauan yang ia
lakukan. Dan Judi Dench is totally awesome, as always.
Hal yang paling
penting untuk dicatat dalam Skyfall adalah usaha mengagumkan Mendes dalam
menggabungkan elemen-elemen klasik dari genre Bond’s franchise dengan hal-hal modern yang simple, stylish, dan believable. Kemunculan
banyak tribute-tribute untuk menghormati sekaligus merayakan 50 tahun franchise
legendaris ini. Juga dengan secara perlahan dan halus, Mendes mengembalikan
Skyfall ke unsur-unsur traditional, sesuai dengan formula yang ada, sesuai
dengan novel karangan Ian Fleming. Dan jangan lupakan opening credit yang begitu indah dan gelap diiringi dengan alunan
suara dari Adele yang begitu sendu dan menyayat hati. Juga dengan keindahan dan
kemegahan dari sinematografinya, yang bisa dengan cantiknya meng-capture keruwetan Turki, kecanggihan
pemandangan malam dari kota Hongkong dan Macau, kelabunya kota London, dan
Skotlandia yang begitu mistis. Bagaikan melihat sebuah lukisan pemandangan yang
begitu hidup. Breathtaking and fantastic!
“Mommy was very very bad.”
Trailer :
0 komentar: