Movie Review : Mystic River ( 2003 )
Mystic River
"Let's Buried and Washed Out Our Sins"
Director : Clint Eastwood
Screenplay : Brian Helgeland
based on novel Mystic River by Dennis Lehane
Cast : Sean Penn, Tim Robbins, Kevin Bacon, Laurence Fishburne
Selama kurang lebih 7 tahun gue jatuh cinta sama film (oh yes, bahkan
gue tidak pernah cinta sama seorang pria selama itu, lol), gue sudah
mengalami banyak fase. Fase film-film Tom Hanks. Fase film-film
DiCaprio. Fase film-film animasi. Fase Fassbender (oh well, kalo yang
ini emang obsesi). Dan ada 1 fase yang pernah menghampiri gue : fase
Award Winning Movie. Saat itu, yang gue inginkan hanyalah menonton
film-film yang sudah dapet nominasi award, terutama menang prestigius
award di Oscar. Gue rasa semuanya mungkin pernah ada di fase ini.
Terkadang gue menemukan award winning movie yang jadi sangat gue sukai,
namun banyak juga film yang gak bisa gue mengerti dan akhirnya gue gak
bisa menangkap esensi dari filmnya sekaligus mengapresiasinya,
sebagaimana mestinya. Mystic River adalah salah satunya.
Mystic River adalah film besutan Clint Eastwood di tahun 2003, yang kala
itu memenangkan kategori Best Actor dan Best Supporting Actor di Oscar,
untuk performa dari Sean Penn dan Tim Robbins. Diangkat dari novel
berjudul sama oleh Dennis Lehane, orang yang sama yang menulis Gone,
Baby Gone dan Shutter Island (yang juga sudah divisualisasikan di tahun
2010 oleh Scorsese).
Bersettingkan di kota Boston, awalnya
berkisah mengenai 3 sahabat karib : Jimmy (kemudian diperankan Penn),
Sean (kemudian diperankan Bacon), dan Dave (kemudian diperankan Robbins)
yang sedang bermain namun kemudian didatangi oleh dua pria yang mengaku
adalah polisi. Mereka kemudian mengajak Dave untuk masuk ke dalam mobil
dan Dave menghilang selama 4 hari. Ternyata Dave menjadi korban dari
para pedofil, dan secara tidak langsung hal inilah yang merusak
persahabatan mereka. 25 tahun berselang dan mereka kini memiliki
kehidupan dengan keluarga masing-masing. Jimmy adalah seorang mantan
napi yang insyaf dan memiliki toserba kecil, Dave yang masih dihantui
masa kelamnya, dan Sean yang kini adalah seorang detektif kepolisian.
Tragedi terjadi ketika Katie (Rossum), putri Jimmy ditemukan tewas
dibunuh, sementara Dave pulang dengan berlumuran darah. Siapakah yang
membunuh Katie? Apakah memang Dave? Kalau bukan Dave, lalu darah siapa
yang melumuri tubuh Dave?
Just like I said earlier, sometimes
you need times to really appreciate something that you can't do it
before. Hal inilah yang terjadi sama Mystic River. Saat itu gue terlalu
bodoh untuk bisa menangkap jalan ceritanya yang benar-benar kompleks,
dalam dan sangat dimensional. Saat itu gue terlalu bodoh untuk bisa
merasakan betapa dahsyatnya kekuatan akting dari Penn dan Robbins. Saat
itu gue terlalu bodoh untuk bisa mengerti mengapa seorang nama Clint
Eastwoot bisa menjadi begitu besar. Butuh waktu 7 tahun, waktu yang
memang cukup lama, tapi gue rasa sepadan, karena kini gue bisa
benar-benar menghargai film ini, bukan berakhir dengan kepala
nyut-nyutan tapi kemudian berkoar-koar karena nonton award winning movie
(oh yea, I was a snob back then).
Siapa yang gak tau Clint
Eastwood silahkan google sekarang juga. Clint Eastwood : aktor,
sutradara, produser, komposer, juga politikus. An icon of masculinity.
The famous Dirty Harry. He is one of the most amazing director ever
lived in the. Di Mystic River, Eastwood tidak hanya bertindak sebagai
sutradara, tapi juga produser dan komposer. Semua elemen yang ada di
Mystic River berhasil digabungkan menjadi satu. Filmnya begitu kompleks,
gelap, dengan karakterisasi yang mencengangkan dan dalam, membuat gue
tidak bisa membenci ataupun menyukai hanya pada satu sisi, karena begitu
manusiawi. Begitu understandable. Begitu believable. Memang gue belum
banyak menonton film-film arahan Eastwood, tapi inilah kekuatan
terbesarnya, meng-capture sebuah kompleksitas karakter manusia yang
terlibat dalam sebuah unusual tragedy in their lives. Haunting and
hypnotic, right at the same moment.
Kekuatan terbesar lain dari
Mystic River menurut gue ada di tangan Sean Penn dan Tim Robbins. Lo
harus nonton sendiri untuk bisa mempercayai opini gue. Penampilan Penn
disini breathtaking and chilled my spine at the same time. Scene ketika
dia menjerit-jerit histeris ketika dia tahu putrinya meninggal, membuat
gue mengigil kagum. Scene ketika Jimmy janji untuk membunuh pembunuh
putrinya di depan mayatnya, membuat gue menangis. Performa ini yang
menurut gue memang pantas diganjar Best Actor tahun 2004. Di sisi lain
ada Tim Robbins, setelah lepas dari sosok Andy Dufresne, dia memerankan
Dave, seorang pria pendiam yang masih dihantui oleh masa lalunya sebagai
seorang korban pedofil. Begitu gelap dan mengenaskan. Ketakutan. Asing
bahkan oleh istrinya sendiri. Great performance.
So yea, Mystic
River mungkin kalah telak sama The Lord of The Rings : The Return of
The King yang memenangkan 11 award dari 11 nominasi yang ada. Tapi buat
pecinta drama, menurut gue Mystic River adalah sebuah drama yang
komplit. Ada unsur thrilling-nya, great mysteries, unexpected ending,
and a very deep characterization. So let's bury our sins. And wash them
clean. Forget all about it. Down to the Mystic River.
Butuh
waktu lama akhirnya untuk gue bisa menyadari betapa dalam dan
kompleksnya film ini. Membuat Mystic River menjelma menjadi salah satu
film favorit dari Eastwood, walau belum bisa mengalahkan Letters From
Iwo Jima. Tapi toh gue gak menyesal. Terkadang manusia butuh waktu untuk
bisa mengapresiasikan suatu bentuk seni yang ada di hadapannya. Butuh
suatu proses agar bisa mengerti maksud dan tujuan dari keseluruhan film
ini. Tapi gue gak menyesal, mengambil resiko untuk menonton ulang lagi,
dan kini menikmati sebuah pengalaman menonton yang berbeda dibandingkan
dengan yang dulu. Gue rasa hal ini bisa jadi berlaku untuk kalian semua.
Pilihlah sebuah film yang tidak terlalu kalian suka di masa lalu, dan
tonton ulang. Mungkin kalian akan mendapatkan kesan yang berbeda. Tell
me, okay?
"Maybe some day you forget what it's like to be human and maybe then, it's ok."
Bener banget film ini emang keren.. Dalem banget. Nonton udah bertahun" masih membekas di ingatan..
BalasHapusKak saya maniac film
BalasHapusDalam arti saya sgt gila nonton apalagi di bintangi sean penn atau tim robins dlam shawshank atau jack nicholson dalam the shining bolehkak kita berteman
film nya sih bagus. endingnya kurang bagus. kaga kasian sama dave. seharusnya jimmy itu nembak palanya sendiri pas tau yg membunuh putrinya bukan dave. fuck this film..!!
BalasHapusFilm ini alur nya ga bikin bosen. Tapi endingnya itu lho
BalasHapusDitambah lagi ujung nya ada adegan aneh. Istri apaan. Tau suaminya bunuh org yg salah malah dibanggakan
Mungkin semua ini salah istri Dave. Bukan nya melindungi suami, malah ngelaporin ke bapak nya korban. Bapa siapa yg ga marah coba. Diem aja kek, atau klo takut lapor polisi kek. Bukan nya ngomong ke bapa korban. Ya marah lah. Istri laknat
Film ini bagus tone nya, bikin kita terus penasaran tapi ga lamban, selalu maju sedikit2.
Ngga menahan nahan ending yg jadi boring seperti Fabricated City (korea) yg terlalu nutup nutupi ending nya. Terlalu lambat tone nya
Bagi gue, film yg bikin nonton terus karena cerita nya, alur nya cepat, ga di tahan2 di lambat lambatin demi ending yg wow, itu yg bagus
Buat apa endingnya Wow bikin breathtaking tapi alur nya lambat bikin ngantuk