Movie Review : V for Vendetta

20.36 Indanavetta 0 Comments

V For Vendetta

Director : James McTeigue
Screenplay : Andy and Lana (used to be Larry) Wachowski
Cast : Hugo Weaving, Natalie Portman, Stephen Rea, Stephen Fry, John Hurt
Image
Ada alasan kenapa tiba-tiba gue kepengen nonton ulang V for Vendetta. Jadi, di jejaring sosial saat ini sekarang sedang panas-panasnya Cagub dan Cawagub untuk DKI Jakarta. Gue bukan penduduk Jakarta, tapi gue lumayan ngikutin beritanya. Dan sebagai orang yang bener-bener terpengaruh sama suasana, gue memutuskan untuk nonton film ini supaya lebih related ama suasana politik saat ini (okay, gue terdengar mulai sok berat dan pretensius.).
V for Vendetta diadaptasi dari komik berjudul sama karangan dari Alan Moore (Watchmen, From Hell) yang diterbitkan DC Comic dan Vertigo. Menceritakan sebuah masa depan alternatif di Inggris, dimana sebuah kediktatoran merajalela di bawah pimpinan Konselor Agung Adam Sutler (Hurt). Ketika pemerintah berusaha untuk melakukan homogenisasi terhadap rakyat, tak bisa menerima perbedaan. Berbeda adalah salah. Tak ada tempat untuk homoseksual, umat muslim, dan imigran. Saat-saat dimana pemerintah mengatur ketat media massa, memberlakukan jam malam, melarang berbagai kegiatan, bahkan sampai menyensor musik, film, lukisan, buku, dan yang lainnya.
Evey Hammond (Portman) sedang dalam perjalanan ketika ia bertemu dengan 2 orang pria yang ternyata adalah polisi khusus Fingermen. Ketika ia nyaris diperkosa, sesosok pria bertopeng Guy Fawkes datang menyelamatkannya. Pria misterius itu mengaku bernama V (Weaving), dan dia memiliki misi untuk menghancurkan pemerintahan, yang baginya sudah sangat bobrok tak terselamatkan lagi. Malang, Evey kemudian malah dikira ikut terlibat, sehingga dia terpaksa ikut terseret dalam kegiatan ‘teror’ V. Sementara itu, detektif Finch (Rea) mulai menggali-gali masa lalu V, yang justru mulai menguak betapa busuknya konspirasi pemerintah. Dan masa lalu itu seperti hantu, dan V menuntut balas kepada beberapa oknum busuk pemerintahan.
Ceritanya sangat bagus. V disini layaknya batman, yang dianggap jahat oleh beberapa pihak, namun dia adalah pahlawan. Walau, gue ga setuju 100% sama apa yang dilakukan V, but I can totally understand the desicion he made. Dan buat gue, akting yang sangat bersinar disini tentu saja Portman. She’s a steal scene. She’s a true star. Aktingnya sebagai Evey, yang mulanya hidup dilanda ketakutan kemudian secara drastis dipaksa untuk bisa menghadapi ketakutannya, terlihat sungguh believable. Kerapuhannya, sekaligus ketegarannya benar-benar bersinar.
Teroris, adalah sebutan bagi pihak yang bertujuan menyebarkan teror, ketakutan, dan histeria massa. Kekacauan, adalah tujuannya. Bagi pemerintah, sosok V adalah terorisnya. Tapi, bagaimana jika pihak yang menyebarkan teror dan ketakutan, serta memaksa rakyat untuk patuh adalah pemerintah? Jika ternyata sosok teroris itu bernama pemerintah, apakah salah yang dilakukan V? V melawan apa yang sudah dilakukan pemerintah kepadanya, secara pribadi maupun demi rakyat. Hal yang paling penting yang ditanamkan V bukanlah ketakutan, melainkan kebebasan. Kebebasan dalam berpendapat. Kebebasan dalam berpikir. Pada akhirnya, V bukanlah sesosok pria yang dibungkus daging dan tulang. V adalah sebuah pemikiran. Sebuah harapan. Yang tak bisa dibunuh maupun diredam. Bagaikan kembang api, yang akan meletus dan bersinar pada saat yang tepat.
Creedy: “Die! Die! Why won’t you die?… Why won’t you die?”
V : “Beneath this mask there is more than flesh. Beneath this mask there is an idea, Mr. Creedy, and ideas are bulletproof.”
 N.b : tuh kan, sok pretensius banget tulisan gue T___T

Image





















Trailer :







0 komentar: