Pemilu, Sepakbola, dan Jalur Gaza
Maaf, teman-teman. Saya menulis ini karena saat ini saya sedang resah dan sedih luar biasa.Di tengah gegap gempita pelaksanaan pemilihan presiden dan kekalahan telak Brazil atas Jerman, ada satu hal yang cukup mengganggu nurani saya di linimasa. Israel kembali menyerang untuk merebut jalur Gaza dengan menggunakan roket sebagai balasan atas serangan Palestina tempo hari. Dan sembari saya menulis ini, ada ratusan jiwa yang sedang terancam nyawanya.
Di tengah hebohnya berita mengenai quick count hasil pemilihan presiden dan komentar-komentar lucu mengenai hasil dari media yang mendukung pasangan nomor urut satu itu, beredar foto-foto di linimana yang cukup membuat saya muak. Foto seorang bocah yang kakinya hancur. Foto beberapa anak yang tewas ditembak. Dan terakhir, foto seorang bocah yang ditodong oleh 3 senapan laras panjang.
Saya muak.
Saya mual.
Lebih dari itu, saya menangis.
Saya tahu, konflik jalur Gaza adalah konflik berkepanjangan. Perang antara Israel - Palestina, sejatinya walau menyebut agama sebagai penyebab utamanya, di mata saya tetaplah ini sebuah perang politik, politik perebutan kekuasaan. Dan pihak-pihak yang punya kekuasaan untuk mengehentikannya hanya diam.
Maaf kalau saya meracau. Tapi saya tidak kuat menahan air mata melihat korban-korban, terutama anak-anak. Saya seorang ibu dari 2 anak. Dan salah satu korban usianya tidak jauh dari anak laki-laki saya. Jika ditukar keadaannya, bisa saja yang ada di foto itu adalah anak saya. Siapa saja bisa jadi korban.
Saya hanyalah orang awam yang duduk diam dan aman di dalam kamar kost, tahu apa sih saya tentang ini? Yakin lah, pengetahuan saya mungkin sama ceteknya dengan genangan air di jalan, tapi saya yakin, ini bukan perang agama.
Ini bukan kejahatan agama.
Ini kejahatan kemanusiaan.
Maaf, kalau saya menulis ini tanpa ada solusi jelas di dalamnya. Saya sedang resah dan sedih luar biasa. Tertitip doa saya bagi para korban, semoga mereka sekarang ada di tempat yang lebih baik, tanpa ledakan bom dan senjata, damai dan penuh kebahagiaan.
Karena dunia ini sudah terlalu sakit untuk ditinggali.
#PrayforGaza #PrayforHumanity
0 komentar: