Review : Contagion ( 2011 )
"World vs Virus"
Director : Stephen Soderbergh
Screenplay : Scott Z. Burns
Cast : Marion Cottilard, Matt Damon, Laurence Fishburne, Jude Law, Gwyneth Paltrow, Kate Winslet
Perang itu menakutkan bagi semua pihak, tanpa terkecuali. Kematian
dan ketakutan yang menyeruak di udara, meresap ke dalam pori-pori kita.
Terutama ketika kita berperang melawan penyakit. Entah itu kanker atau
yang disebabkan oleh virus dan bakteri, tak terlihat namun bisa sangat
mematikan. Sekarang mari bayangkan ketika kita harus berperang melawan
sebuah penyakit baru yang tak diketahui siapapun. Sudah? Bayangkan
ketika penyakit baru itu menyebar hingga ke seluruh pelosok dunia.
Kematian dan kepanikan terjadi di seluruh lapisan masyarakat, karena tak
ada jalan kabur dari epidemik ini. Teror inilah yang coba digambarkan
Soderbergh di film Contagion yang dirilis tanggal 9 September 2011
kemarin.
Film dibuka dengan hitungan hari kedua ketika Beth Emhoff (Paltrow) baru saja selesai melakukan perjalanan bisnis dari Hong Kong menuju Minneapolis. Beth terjangkit sebuah penyakit yang lalu turut menulari anak lelakinya. Sang suami, Mitch (Damon) segera melarikan keduanya, namun mereka sudah tak dapat diselamatkan. Sementara itu, di seluruh penjuru dunia
pun mulai menunjukkan gejala penyakit yang sama dan korban jiwa mulai berjatuhan, membuat Dr. Ellis Cheever (Fishburne) dari CDC (Centers for Disease Control and Prevention) mengirim anak buahnya, Dr. Erin Mears (Winslet) ke Minneapolis dan Dr. Leonora Orantes (Cottilard) ke Hong Kong untuk menyelidiki asal mula penyebab penyakit baru ini. Sementara itu ada Alan Krumwiede (Law), seorang blogger sekaligus pecinta teori konspirasi mengklaim bahwa pemerintah menyembunyikan obat demi keuntungan perusahaan farmasi sekaligus memberi alternatif sebuah obat yang dipercaya bisa menyembuhkan penyakit ini.
Film dibuka dengan hitungan hari kedua ketika Beth Emhoff (Paltrow) baru saja selesai melakukan perjalanan bisnis dari Hong Kong menuju Minneapolis. Beth terjangkit sebuah penyakit yang lalu turut menulari anak lelakinya. Sang suami, Mitch (Damon) segera melarikan keduanya, namun mereka sudah tak dapat diselamatkan. Sementara itu, di seluruh penjuru dunia
pun mulai menunjukkan gejala penyakit yang sama dan korban jiwa mulai berjatuhan, membuat Dr. Ellis Cheever (Fishburne) dari CDC (Centers for Disease Control and Prevention) mengirim anak buahnya, Dr. Erin Mears (Winslet) ke Minneapolis dan Dr. Leonora Orantes (Cottilard) ke Hong Kong untuk menyelidiki asal mula penyebab penyakit baru ini. Sementara itu ada Alan Krumwiede (Law), seorang blogger sekaligus pecinta teori konspirasi mengklaim bahwa pemerintah menyembunyikan obat demi keuntungan perusahaan farmasi sekaligus memberi alternatif sebuah obat yang dipercaya bisa menyembuhkan penyakit ini.
Steven Soderbergh, yang sebelumnya sudah sangat terkenal melalui Erin Brockovich dan Ocean Eleven, bersama dengan Scott Z. Burns awalnya berencana untuk membuat sebuah film biopik, namun kemudian malah terinsipirasi dari penyebaran virus seperti SARS di tahun 2003 dan flu burung di tahun 2009. Demi keotentikan istilah-istilah medis dan keakuratan dari penyebaran virus itu sendiri, Burns berkonsultasi dengan WHO. A brilliant idea, if I might say. Karena di film ini, ketegangan dan ketakutan yang ditimbulkan benar-benar begitu terasa. Bagaimana Soderbergh membangun ketegangan sejak awal hingga akhir mengenai sesuatu yang tak terlihat namun mematikan, membangkitkan paranoia kita, juga menampilkan dengan sangat detail aroma ketakutan dan histeria massa.
Hal penting lain yang turut membangun tensi ketegangan dalam film ini adalah score musiknya yang dikerjakan Cliff Martinez. Musiknya begitu thrilling dan membuat merinding, diiringi dengan filmnya yang nyaris tanpa jeda, begitu mencekam dan mencekik, membuat saya ketakutan tapi tak mampu berhenti menontonnya. Dikombinasikan dengan gaya hyperlink cinema, Contagion sukses bermain dengan waktu dan perkembangan dari karakternya, dengan sedikit twist disana-sini, dan ending yang berkesinambungan dengan awal filmnya sendiri, menciptakan sebuah siklus bulat sempurna dan cerita yang utuh.
Terkadang, dalam sebuah film dengan ensemble casts bisa jadi sebuah kelemahan, dimana tidak semua karakter mendapatkan porsi yang cukup dalam pengembangannya tanpa mengganggu inti penceritaannya sendiri. Untungnya hal itu tidak terjadi disini. Dengan jajaran cast yang berkualitas, semuanya mampu menghidupkan karakter mereka walau dengan porsi yang tak terlalu banyak. Ada Gwyneth Paltrow yang sangat meyakinkan untuk menebar ketakutan di awal pertama, lalu Matt Damon yang berakting sebagai seorang awam yang tak tahu apapun sekaligus dan menjadi paranoid. Kate Winslet dan Marion Cottilard yang terlihat begitu tangguh dan berani, walau mereka turut menjadi 'korban' dengan caranya masing-masing. Dan akting yang paling menonjol datang dari Laurence Fishburne dan Jude Law. Masing-masing memerankan tokoh yang saling bertolak belakang, dimana Fishburne dalam memerankan Dr. Cheever begitu tangguh, berkharisma sekaligus berkuasa khas pejabat birokrasi, namun sangat manusiawi. Sementara Alan terlihat begitu angkuh dan menyebalkan, dan berperan sangat penting dalam menyebarkan teror dan histeria massa melalui media, suatu hal yang disentil dari media massa belakangan ini.
So yea, overall for me, Contagion adalah sebuah film yang komplit, sebuah film thriller sekaligus disaster dan bahkan "perang", melawan sebuah epidemik yang belum diketahui penyebab dan obatnya. Soderbergh sukses menimbulkan sebuah paranoia yang dekat dengan keseharian kita, begitu nyata sampai saya berpikir ini mungkin saja terjadi, katakanlah besok. Menyorot ketakutan kita semua, membangkitkannya secara serentak, karena kita tidak akan pernah tahu apa yang akan terjadi. Be very careful for what you've touch, for what you've put into your mouth. Cause when all of this happen someday, washing your hands sometimes is not enough. Needs luck factor in it. A big one.
"It's Godzilla, King Kong and Frankenstein all in one."
Trailer :
0 komentar: