Review : Monster University (2013) : "I Want To Be The Part Of It!!!!"
Screenplay : Robert L. Baird, Dan Gerson, Dan Scanlon
Cast : Billy Crystal, John Goodman, Steve Buschemi, Helen Mirren, Peter Sohn,
Sejak awal, Pixar memang sudah terkenal karena jadi pelopor animasi CGI. Bagi seorang anak yang menjalani masa remaja dan dewasa di era 98-an keatas seperti gue, sudah pasti sangat familiar dengan banyak karya masterpiece mereka. Toy Story trilogy, tentu saja. Lalu ada Wall-E, Up, Finding Nemo, Ratatouille, dan masih banyak lagi. Diantara semuanya lalu ada Monster Inc. dengan duet Sully-Mike yang memang tidak seterkenal Woody-Buzz atau Marvin-Dori, for example, tapi tetap saja ikonik Lalu kemudian, sejak tahun 2011 nama PIxar mulai menurun. Seolah, they already lose their touch of magic. Entah kenapa, Pixar kemudian terkena latah untuk melanjutkan film-film legendaris mereka seperti Finding Dory, dan Toy Story 4 sebagai proyek mereka ke depan (Please, why no one in PIxar thinks that The Incredibles REALLY DESERVE FOR A SEQUEL!!). Namun toh Monster University ini sudah jadi proyek prekuel sejak tahun 2005, lalu kemudian benar-benar mendapatkan kepastian di tahun 2010 dan akhirnya dipasang sebagai film pamungkas Pixar di summer movies 2013.
For all Monster Inc.'s fans must be remember this : "Ha, ha, ha. You've been jealous of my good looks since the fourth grade, pal.". Yupe, di Monster Inc. Mike dan Sully mengisyaratkan bahwa mereka sesungguhnya sudah bersahabat sejak kecil, namun di Monster University kini hal itu dirombak besar-besarann, mengubah awal kisah pertemuan Mike dan Sully menjadi saat mereka berkuliah di universitas yang sama : Monster University.
Mike (Crystal) sejak kecil selalu ditindas oleh teman-temannya. Ketika kemudian dia mengunjungi pusat tenaga dunia monster, Monster Inc. dalam darmawisata sekolah, dia kemudian menjadi sangat terobsesi untuk menjadi seekor monster scarer dan kuliah di jurusan 'scaring' di universitas terkenal : Monster University (ibarat Harvard kali yaaa). Dengan kerja keras, Mike berhasil masuk kesana. Namun kerja kerasnya nampak tak berharga di hadapan Sully (Goodman), seekor monster berbulu biru yang secara alamiah tampak menyeramkan, tanpa perlu susah payah berusaha. Persaingan mereka semakin meruncing, namun malah menyebabkan kekacauan dan mereka malah dikeluarkan dari jurusan tersebut oleh Dean Hardscarbble (Mirren). Mike lalu menantang Hardscrabble dalam kontes monster terseram. Bersama dengan dorm Oozma Kappa (OK) yang tidak populer dan tidak ada tampang seram sama sekali, Mike dan Sully harus bekerja-sama agar bisa kembali memasuki jurusan 'scaring', di tengah ketidakcocokkan mereka, dan tentunya....ketidakseraman Mike. Berhasilkah mereka?
Sejujurnya, gue sudah tidak berharap banyak akan prekuel ini, tidak sejak Cars 2 dan Brave kemarin. Gue lebih memilih untuk mengenang masa-masa kejayaan Pixar terdahulu, dan bahkan gue menunda-nunda lama untuk akhirnya menonton Monster University ini. Alasannya mungkin karena gue takut ini akan menjadi karya Pixar lain yang terasa tidak Pixar. Apalagi banyak review-review banyak teman yang menganggap film ini 'dingin' dan Pixar sudah semakin kehilangan sentuhan keajaiban mereka. Namun kemudian gue duduk, tanpa ada ekspektasi berlebih. Wajah gue lebih seperti "Okay...let's see how it is." dan rupanya, MU justru memberikan kejutan yang tak terduga.
Ya, surprisingly fun. Gue suka sekali dengan banyaknya lelucon-lelucon ringan yang khas dan sering ditemui film-film bertemakan universitas. Dan walau temanya sangat standar dan simpel, tapi eksekusinya justru malah mengingatkan gue dengan banyak film-film coming of age khas John Hughes di era 80an. Anak culun vs populer, dengan pesta-pesta khas mahasiswa, lelucon perkuliahan yang membuat semua anak-anak kuliah pasti tertawa terbahak-bahak. Dengan karakter-karakter yang lovable, terutama si Squishy membuat gue tak henti-hetinya berpikir, "I want to school there too!"
Dan yah, MU ini jelas jauh jauh lebih menghibur dan membuat gue tertawa terbahak-bahak dibandingkan dengan Despicable Me 2 kemarin. Memang beda pangsa pasar juga sih, walau sama-sama animasi, MU terasa begitu 'gue' dan gue lebih merasa related dengan filmnya dibandingkan dengan DM2. Bukannya DM2 lebih jelek, hanya saja buat gue pribadi, walau tidak sekuat pesona karya-karya lamanya, MU lebih mempesona.
In the end, MU memang sebuah film yang jauh lebih risky, dengan timeline yang berbeda dengan originalnya, dengan ketiadaan karakter Boo dan juga cerita yang terasa lebih cocok untuk pangsa usia dewasa, it is good. Not that great actually, but this one definitely better than Cars 2 and less darker than Brave. Thank you for brought us this, Pixar. We all want to be the part of the univeristy!
Note : Jangan telat masuk ke dalam studio, karena ada short movie The Blue Umbrella yang astonishing and beautiful, like any kind of Pixar's legacy, dan tentu saja ada kejutan di ending credit jadi jangan buru-buru meninggalkan kursi kalian! :)
0 komentar: