Review : Peeping Tom ( 1960 )

19.42 Indanavetta 0 Comments

Peeping Tom
 "About The Movie and Its Controversial"

Director : Michael Powell
Screenplay : Leo Marks
Cast : Carl Boehm, Moira Shrearer, Anna Massey, Maxine Audley




















Tahun 1960 mungkin adalah salah satu tahun bersejarah dalam dunia perfilman, ketika ada dua film bergenre horror thriller yang merubah wajah genre tersebut, sekaligus pemicu genre slasher yang begitu berkembang jaman sekarang. Film tersebut dibuat di dua negara berbeda, dengan sambutan yang sama-sama membuat para penontonnya begitu ketakutan saat itu. Film pertama adalah besutan sutradara legendaris Alfred Hitchcock, Psycho. Film bermedia hitam putih ini menjadi begitu melegenda dengan musiknya yang mencekam, dan adegan di kamar mandinya, yang merupakan adegan mandi pertama di film. Di Inggris, film kedua ditayangkan lebih awal dari Psycho, disutradarai oleh Powell, yang justru menerima kritikan begitu hebat yang membuatnya tidak pernah menyutradarai film lagi. Filmnya berjudul Peeping Tom. Di masa sekarang, Peeping Tom dianggap sebagai film horor Inggris terbaik sepanjang masa, dan Roger Ebert sendiri menempatkannya dalam daftar 'Great Movies' miliknya.

 Hiduplah seorang kameramen film sekaligus fotografer untuk foto porno, Mark Lewis (Boehm). Pria ini pendiam, terlihat begitu tenang, dan tak berbahaya. Namun rupanya Mark menyimpan sebuah sisi gelap, dia senang membunuhi wanita-wanita yang kemudian dia rekam dengan kameranya. Di saat bersamaan, Mark berkenalan dengan seorang wanita muda dan naif, Helen (Massey) yang kemudian menjadi sangat tertarik untuk berteman dekat dengan Mark. Di tengah obsesinya merekam pembunuhan yang ia lakukan, Mark kini sadar bahwa Helen menjadi 'terlalu' dekat daripada yang ia inginkan. Mana yang akan ia pilih?

Ini adalah genre kesukaan gue, sebuah psychological thriller. Dan buat gue pribadi, sebuah film psychological thriller yang baik itu harus memiliki tiga cakupan : karakterisasi tokoh yang kuat, cerita yang tidak diduga-duga, dan musik scoring yang thrilling. Dan sebagai pelopor di genrenya, Peeping Tom adalah contoh yang sangat well made. Karakterisasi sang tokoh utama yang abu-abu, Mark digambarkan dengan detail. Penyebab 'sakit'nya, motivasinya dalam membunuh, sekaligus pergulatannya untuk menjadi manusia yang 'normal' digambarkan secara utuh. Dan hal ini yang jadi jualan utama filmnya. Gue, sebagai penonton tidak melihat karakter Mark sebagai pria yang pure jahat, yang membunuhi orang-orang hanya karena ia ingin. Tidak. Carl Boehm dengan apik memerankan Mark, dengan latar belakangnya sebagai kelinci percobaan oleh ayahnya sendiri. Dan dengan baiknya dia memerankan Mark, gue ikut merasakan pergolakan batin yang ia rasakan di klimaks filmnya. Membuktikan bahwa dia hanyalah seorang manusia.
















Untuk cerita sendiri, gue bahkan tidak menduga twist yang terjadi sampai di ending, yang kembali membuat gue merasakan perasaan kasihan kepada Mark. Hal ini tidak akan terjadi tanpa karakterisasi yang begitu berkesinambungan dengan isi filmnya sendiri. Sejak awal, filmnya sudah menegangkan. Tambahkan sedikit drama dan musik yang mencekam, this is a perfect cult psychological thriller. Dan ya, musik yang digubah oleh Brian Easdale turut berperan penting dalam mempermainkan perasaan penonton. Harmonisasi yang begitu indah dari ketiga aspek yang udah gue sebutin di atas, Peeping Tom adalah film klasik wajib tonton bagi pecinta thriller seperti gue.

Satu-satunya kesalahan fatal dari Powell mungkin dengan mengadakan press screening. Sesungguhnya tidak ada visualisasi gore penuh darah di filmnya, namun yang membuat filmnya begitu kontroversial adalah karena para penonton di era itu merasakan perasaan 'simpati' kepada tokoh Mark, dan di saat itu, masa dimana ketika tidak mengenal area abu-abu, masa dimana yang hitam adalah hitam dan putih jelas putih, ini merupakan hal yang tidak dapat dimaafkan. Jadilah akhirnya pers mencaci film ini habis-habisan, membuat Powell 'kapok' untuk membuat film apapun lagi ke depannya.

















Hal ini yang kemudian dijadikan pelajaran oleh Hitchcock ketika dia merilis film Psycho tiga bulan kemudian, membuat filmnya menjadi hit dan box office.
Padahal, kedua film ini memiliki banyak kesamaan satu sama lain. Tokoh utamanya sama-sama seorang pria psikopat yang terlihat tidak berbahaya, yang digambarkan dengan pendalaman karakter dan dari sisi psikologisnya sendiri, membuat kejadian yang ada di filmnya bisa terjadi kapanpun di sekeliling kita. Ini yang menjadikannya mengerikan, bahwa ini mungkin saja terjadi. Dalam sebuah artikel berjudul "'Peeping Tom' and 'Psycho' : Reinventing The Horror Film" disebutkan bahwa kedua film ini 'Coming of Age' dari genre horror, ketika sebelum kedua film ini dibuat, film horror yang ada selalu berfokus pada kisah dongeng klasik (seperti Nosferatu) atau monster. Peeping Tom dan Psycho lalu hadir dan mendobrak ketakutan manusia dengan menjeritkan ide mengenai adanya monster dalam seorang manusia, dan monster tersebut diciptakan oleh manusia lain. Seperti sebuah lingkaran setan yang tidak pernah akan ada habisnya.
And would you like to be the part of it?

0 komentar: