(Misc.) Meet My Old Fetish
Warning : Tulisan ini penuh dengan cita rasa delusional! Dilarang komen delusional, karena penulis juga sudah tahu ;p
Hari
ini hari Minggu, hari libur, saat-saat untuk bersantai dan mengisi
ulang batere untuk menghadapi kehidupan seminggu ke depan. Dan pagi ini,
hidup gue diawali dengan menyetel lagu-lagu 'lama' dan berkaraoke
bersama dengan adik. Tak perlu lah ya gue jelaskan betapa indahnya suara
kami atau tarian erotis yang kami lakukan (well, kesurupan lebih
tepatnya). Hal yang kemudian membuat isi otak gue langsung meledak
dengan ide yang ingin gue tulis untuk hari ini.
Di
tahun 2003-2007 mungkin puncak dari pembentukan selera musik gue yang
sedang keren-kerennya. Di jaman itu, musik yang sedang hip adalah genre
emo rock, genre musik yang kalau didengar sepintas mirip orang yang
nyanyi teriak marah-marah, liriknya juga banyak mengungkapkan amarah.
Walau tidak sekeras genre metal, tapi di jaman ini banyak melahirkan
generasi emo, dengan potongan rambut poni yang menutupi wajah. Ya,
potongan rambut alay dan boyband jaman sekarang, di jaman dulu adalah
identitas anak-anak emo, yang juga mengenakan kuteks hitam dan
berpakaian serba hitam dan tengkorak (dan beginilah jaman remaja gue
dihabiskan. Alay emang).
Tapi di tulisan
ini, gue bukan mau membahas soal musik emo, hanya sebagai intermezzo
saja. Gue mau membahas kesukaan lain yang mengikuti genre musik favorit
gue dulu : ngefans terhadap gitaris band. Yeah, gue memang punya
kegemaran yang aneh, atau sebut saja fetish yang aneh. Tiap kali
menggemari sebuah band emo yang lagi 'hip', mata gue akan jelalatan
memperhatikan anggota band yang terlihat 'keren' di mata gue, khas
wanita secara mainstream. Dan mereka akan gue jabarkan satu-satu....
1. Billy Martin - Good Charlotte
Oh
ya, sebagai pembuka sebenernya gue suka sekali sama Linkin Park di
awal-awal kejayaan, seperti Papercut dan In The End (sayang makin
melempem), tapi di LP ga ada yang menarik mata, heheh. Anyway, GC adalah
sebuah band punk rock beranggotakan 4 orang : si kembar Joel dan Benji
Madden, Paul Thomas, dan trakhir..Billy Martin. Gue suka sejak album
mereka The Young and Hopeless, yang merupakan salah satu album paling
legendaris, menurut gue. Kemudian di tahun 2007 mereka mengeluarkan
album The Chronicle of Life and Death dengan memasukkan unsur emo.
Kenapa
gue suka Billy Martin? Secara fisik, dia itu cungkring. Mukanya juga
nyeremin, malah lebih enak ngeliat Joel Madden. Gak tau juga kenapa gue
pernah ngefans sama Billy, slain fakta dia jago gambar. Iya,
gambar-gambarnya yang super gothic dulu jadi favorit gue. Sekarang dia
udah nikah dan punya dua orang anak. But I still respect him as a great
artist.
Sebenernya,
Green Day juga masuk di genre punk, bahkan jauuuh jauuuh sebelum mereka
menelurkan album American Idiot yang jadi hits, gue sudah sering
mendengarkan lagu-lagu mereka sejak kecil. Beranggotakan Tre (drummer),
Mike (bass), dan Billie Joe Amstrong (gitar), Green Day sekarang dikenal
karena lirik-lirik lagu mereka yang sarat dengan kritik politik. Dan
alasan gue suka sama Billie Joe A. sepele : karena suaranya keren dengan
tubuh yang terlihat 'mungil' di panggung. Dan satu hal, Billie Joe A.
adalah penyebab gue jadi sangat suka sejarah Sid Vicious dan Nancy. Coba
aja dengerin Jesus of Suburbia. Aneh memang, but it worked for me.
3. Frank Iero and Gerrad Way - My Chemical Romance
Gue
emang lebay, tapi ketika MCR memutuskan untuk bubar beberapa waktu
silam, gue nangis. Gue kemudian menghabiskan diri dengan mengurung diri
di kamar kostan, menyetel album Three Cheers for Sweet Revenge, The
Black Parade, sampai Danger Days : The True Lives of the Fabulous
Killjoys kencang-kencang, berduka karena MCR adalah penyebab semua
kegilaan akan genre emo ini. Sejak lagu Helena, kemudian Thank You For The Venom dan
Ghost of You yang jadi favorit gue, lalu I Don't Love You yang jadi lagu
galau sejuta umat. Dan banyak, banyaaaaaak sekali cerpen gue (dan masih
banyak yang belum utuh ditulis) yang terinpirasi dari lagu-lagu mereka.
Dengan beranggotakan Gerard Way di vokal, Ray Toro dan Frank Iero di
gitar, dan si imut Mikey Way di bass (Bob dan Matt sudah keluar duluan),
kekuatan mereka ada di vokal Gerrard yang memang melengking penuh
emosi. Dan walo Ray jauh lebih punya skill, tapi gue slalu suka sama
Frank yang main gitar kayak orang kesurupan. So long and goodbye, dear
fellows.
4. Patrick Stump - Fall Out Boy
Lewat
album From Under The Cork Tree, FOB menjadi terkenal jadi salah satu
band yang membesarkan genre emo. Beranggotakan Pete Wentz, Patrick
Stump, Joe Trohman, dan Andy Hurley, lagu-lagu mereka banyak meneriakkan
soal patah hati. Lirik lagunya edan, semuanya ditulis oleh Pete Wentz,
dan musiknya dibuat oleh Patrick. Duo P, not that P, if you know what I
mean. Dan okay, Patrick memang bukan tipe gitaris yang gila memainkan
alat musiknya. Kekuatannya ada di vokalnya yang kuat melengking, walau
artikulasinya kurang jelas. Di mata gue Stump bagaikan kartu truf,
seorang vokalis dengan penampilan ala geeky (mirip sama Rivers Cuomo
dari Weezer). Sayangnya, mereka agak menurun di mata gue dengan
keluarnya album Infinity on High dan Folie a Deux. Dan fakta bahwa nama
Pete Wentz jauh lebih terkenal karena skandal percintaannya dibandingkan
dengan FOB membuat gue sempet kecewa. Sampai kemudian mendengarkan lagu
My Songs Know What You Did In The Dark, The Phoenix, dan Young
Volcanoes, lagu terbaru dari album "Save Rock and Roll". Dude, you have
to hear the whole album to agree with me, kini FOB kembali ke kualitas
lama mereka. Lebih bahkan! Dan terasa begitu personal. And...man!
Patrick Stump never been this good! Jadi kurus dan ganteng, fashionable,
dengan kualitas suara yang semakin membaik. Welcome back, I love you
Patrick!!!
5. Brendon Urie dan Ryan Ross - Panic! At The Disco
Album
pertama mereka : A Fever You Can't Sweat Off adalah fenomena. Ditemukan
oleh Pete Wentz lewat akun LiveJournal, dikontrak oleh perusahaan
'Fueled by Ramen' dan Decaydance Records (yupe, Gym Class Heroes, Fun.,
Paramore punya satu kesamaan ;p). Judul lagu-lagu di albumnya diambil
dari line film Closer, lirik lagu yang ditulis Ryan terinspirasi dari
album-album OST Nightmare Before Christmas dan Moulan Rouge (kalo gue ga
salah inget ya). Sayang mereka cuma bertahan sampai album Pretty Odd
lalu Ryan dan Jon Walker hengkang dan membentuk The Young Veins. Brandon
masih di PATD sekarang. Dan buat gue sendiri, album Fever You Can't
Sweat Off itu bagaikan style over substance, megah visualisasinya sedang
Pretty Odd terasa begitu syahdu. And I missed Ryan-Brandon's bromance
in stage.
6. Synyster Gates - Avenged Sevenfold
Akhirnya,
kita pindah ke bagian utama dan terakhir. Tersebutlah nama sebuah band
keren bernama Avenged Sevenfold, diisi dengan anak-anak muda penuh bakat
: M. Shadow dengan kharisma dan teriakan melengkingnya, Zacky Vengeance
yang dengan quirkynya main gitar dengan tangan kiri, Johnny Christ yang
kalem dengan bassnya, (alm) The Rev di belakang drum, dan si ganteng
Synyster Gates dengan skill gila. Kalau mau berdelusional, nama-nama
yang gue sebutin di atas ibaratnya cowo-cowo yang gue taksir, tapi Syn
itu cinta sejati gue. Sejak album Waking The Fallen sampai Nightmare,
Sinister gak henti-hentinya membuai telinga gue dengan permainan
gitarnya. Mau itu lagu yang keras sampai yang lembut, telinga gue
bagaikan dapet sebuah eargasme berulang-ulang kali. Indah sekali. Dengan
rahang persegi, tubuh jangkung besar, dengan jemari yang lentik
memainkan gitar...cukup bikin kaki gue lemes. Sayang, berita
pernikahannya cukup bikin gue patah hati, sampai saat ini.
Sekarang
gue mungkin sudah lebih 'jinak', dan hati gue sudah tertambat untuk
Fassy (dan Jared Leto, Bradley Cooper, Ryan Gosling, Alex Pettyfer,
dkk..kadang-kadang), tapi nama-nama di atas selalu ada di memori gue.
Terutama Syn, my dearest bad boy. And just FYI, gue nunggu berita lo
cerai sih.
Bukannya ngedoain, FYI aja tapi.
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Tulisan ini adalah tulisan pertama gue untuk ajang #30HariMenulis tanggal 1 Juni 2013, sudah dipublikasikan terlebih dahulu di laman facebook.
0 komentar: