Movie Review : Hugo ( 2011 )

21.07 Indanavetta 0 Comments

HUGO
An Orgasmic Visual Experience !!
Director: Martin Scorsese
Screenplay: John Logan, based on novel The Invention of Hugo Cabret by Brian Selznick
Cast: Asa Butterfield, Ben Kingsley, Chloe Moretz, Sacha Baron Cohen, Jude Law, Christopher Lee
 

Martin Scorsese, without a doubt, is one of the best director lived. Film-filmnya selalu memberikan pengaruh besar bagi dunia perfilman. Memulai debut penyutradaraan sejak tahun 1968 hingga sekarang, sutradara beralis tebal ini menginspirasi banyak sutradara berbakat dunia lainnya, mulai dari Paul Thomas Anderson, David Fincher, hingga Quentin Tarantino. Dan inilah karya terbaru, yang terus terang sempat membuat gue terheran-heran pada awalnya. Bagaimana tidak, Scorsese lebih dikenal sebagai sutradara yang trademarknya membuat film-film yang menyorot sisi gelap manusia, seperti Taxi Driver. Dan Hugo praktis menjadi film pertama Scorsese dengan rating PG, plus menjadi film 3D pertama Scorsese, yang malah dianggap sebagai film 3D terbaik oleh sang master 3D sendiri, James Cameron.

Hugo (Butterfield) adalah seorang anak sebatang kara yang tinggal di stasiun kereta api. Hugo secara rutin mencuri spareparts dari toko mainan milik Georges (Kingsley), demi memperbaiki sebuah automaton peninggalan almarhum ayahnya (Law). Ketika akhirnya Hugo tertangkap tangan oleh Georges, Hugo terpaksa kehilangan buku catatan milik ayahnya, salah satu barang berharga baginya. Dengan bantuan Isabelle (Moretz), Hugo berusaha untuk mengambil kembali buku tersebut, dan kemudian malah terseret dalam sebuah petualangan indah yang membawanya kembali ke rumah.

Di adaptasi dari novel “The Invention of Hugo Cabret” karangan Brian Selznick, Hugo bukanlah film petualangan biasa. Seperti yang sempat gue sebut di awal, sesungguhnya gue sempat skeptis sama film ini. Oh, don’t get me wrong, I’m a fans of Scorsese’s works, terutama The Aviator. Hanya saja awalnya gue menganggap Hugo isn’t my cup of coffee, sebuah understatement yang bodoh, tentu saja. Walau telah membaca review dari teman-teman di berbagai forum pecinta film, masih belum tergerak hati gue untuk memasukkan Hugo ke dalam urgent watchlist (the truth is…I’m a picky moviegoers). Tapi semua keraguan gue terhapus hari ini, tergantikan dengan sebuah perasaan kagum. WOW!!

Hugo sesungguhnya menawarkan sebuah sejarah mengenai dunia film yang tidak diketahui banyak orang. Even better, Hugo bisa dibilang adalah sebuah semi-autography mengenai kehidupan Georges Melies, a legend in a movie world. Melies is a filmmaker, actor, set designer, illusionist, and toymaker. He is a cinemagician. Peran serta Melies untuk dunia perfilman sangatlah besar, dikenal sebagai salah satu innovator dalam penggunaan special effect. Filmnya yang sangat terkenal, A Trip to the Moon (1902) dan The Impossible Voyage (1904) disebut-sebut sebagai pelopor genre science fiction. Dan legenda ini digambarkan dalam masa tuanya, terlupakan oleh para penikmat film, duduk meratapi nasibnya dengan tatapan mata kosong, diperankan dengan sangat menyentuh oleh Kingsley. Yang memerankan Melies merujuk pada Scorsese sendiri.

Hal lain yang menjadi poin penting dari Hugo adalah sinematografinya. Breathtaking, dan benar-benar sangat indah dan megah. Membawa kita ke Prancis di jaman dulu, walau hanya dalam layar, but it is amazing. Dengan music score yang juga sama indahnya, so far Hugo succeed for bringing out the Parisian inner me, setelah Ratatouille. Dengan banyak sempilan hal-hal detail yang merujuk kepada dunia film itu sendiri, jelas Hugo adalah sebuah tribute yang menyenangkan ditonton bagi semua pecinta film.
Again, it might the most unusual Scorsese’s work, but also this is the most related and make sense one. Scorsese, dengan caranya sendiri, telah menulis sebuah surat cinta yang begitu puitis bagi dunia perfilman itu sendiri, sekaligus mengedukasi kita (terutama gue) yang belum terlalu familiar dengan dunia ini. Bahwa di balik gemerlapnya sebuah film, ada sebuah kerja keras di dalamnya. Ada banyak tangis dan darah yang dikucurkan untuk membuat sebuah mimpi menjadi nyata. And it’s such a rarely experience, to burst into joy and tears to the past. Hugo, undeniable, is one of the most orgasmic visual experience I’ve ever had. Thank you, Mr. Scorsese for writing this beautifully poetic love letter for us. Thank you for reminding me again why am I falling in love into movies. Pengalaman keindahan visual dan mind-blowing yang mengacak-acak pikiran, yang sulit ditandingi dengan apapun. Enigmatic.

Martin Scorserse
“If you’ve ever wondered where your dreams come from, you look around…this is where they’re made.”
 
Trailer :
 

0 komentar: