[Misc.] My Tom Hanks's Era
Ga
tahu ya harus mulai nulis darimana. Ceritanya gue baru selesai
screening
Captain
Phillips dan semestinya gue harus lebih aware
sama
deadline
review
dibandingkan dengan nulis soal ini. Well,
I finally met with my favorite movie blogger : Candra
Aditya (@candra_aditya) dan kenalan sama Shandy (@shandygasella). We
ended up with nongkrong
ngobrolin soal film dan...ehm, sudahlah, gak penting dibahas. Cukup
gue, Candra, Shandy, sama Tuhan yang tahu. Hahaha.
Dan
tentu saja film jadi bahan obrolan paling pas buat kita bertiga.
Sampai kita kemudian membicarakan soal akting Tom Hanks di Captain
Phillips barusan dan suddenly
the idea hits me. You know, kayaknya
gue pernah deh cerita kalo film yang membuat gue jadi bener-bener
jatuh cinta sama 'kekuatan' film itu adalah Forrest Gump (1993). Dan
gue ini kalo menyukai sesuatu, biasanya sistematis. Ada pada masanya
gue mempunyai era-era tertentu dalam hidup gue. Misal nih kalau lagi
suka sama musik, gue cenderung mendengarkan keseluruhan lagu dari si
musisi sampai gue bosen. Misalnya kayak sekarang tuh gue lagi masuk
ke Era Radiohead. Pernah ada Era Muse, Era My Chemical Romance, Era
Coldplay, sampai ke Era Backstreet Boys...Dan itu juga berlaku untuk
film. Ketika gue sudah 'naksir' sama, sebut saja gaya penyutradaraan
sampai ke aktor tertentu, gue biasanya akan ngebut untuk nonton semua
filmnya.
Cakep, in his own way. *apeeu* |
Dan
tentu saja gue mengalami Era Tom Hanks. Jaman 2 SMA, ketika gue
pertama kali nonton Forrest Gump itu. Darisana gue pertama kali
berkenalan sama IMDb, untuk kemudian ngejar filmografi beliau. Untung
saat itu rental film masih ada, dan stok film Hanks lumayan banyak
yang gue tonton. Gue ngerasa (sok) keren aja gitu, disaat anak-anak
seusia gue ngefansnya sama Irwansyah atau Chad Michael Murray, gue
malah ngefans sama Tom Hanks (Well,
usaha gue
untuk jadi sok snob
gini sih
kemudian disambut celaan dari adek gue, “Lo bukan snob,
emang elo
aja yang doyan Oom-oom.”)
Kalau
ada yang nanya, “Kenapa sih emangnya bisa sampe suka sama Tom
Hanks?” beberapa tahun lalu (dan sekarang), gue akan menjawab
dengan bahasa lugas bahwa : Hanks adalah salah satu aktor yang selalu
dan selalu bisa menambahkan sisi dramatis dengan humanitas yang
begitu kuat di karakternya. Nyaris, di setiap filmnya, lo gak akan
gak suka melihatnya. Sosok yang selalu dependable,
teguh,
dan berdikari (halah...) namun selalu ada ciri khas perbedaan di
setiap filmnya. Dari senyumnya aja sudah heartwarming.
Hanks
tuh...kayak sosok seorang bokap yang bijaksana, dengan senyumnya yang
seolah ingin membuat kita yakin bahwa everything
is gonna be okay.
Dan
gue ga bakalan ngebahas soal asal-usul, hasil karya, ataupun kisah
cinta dan kehidupan beliau. Google diciptakan buat itu,
jadi jangan males.
Lagian siapapun yang baca blog gue sudah pasti adalah pecinta film,
jadi kejadian masa SMA ketika status kenormalan gue dipertanyakan gak
bakalan keulang. So,
without any hesitation....I'll give you the list of my most favorite
movie from the Era of Tom Hanks!!!!!!!!!
- Forrest Gump (1993)
Seperti
yang sudah gue sebutkan, Forrest Gump layaknya cinta pada pandangan
pertama gue sama film. Hanks memerankan tokoh sentral Forrest Gump
yang memiliki kecerdasan di bawah rata-rata, namun dengan
keberuntungan (dan tekad) di atas manusia normal. Karakter Gump yang
lugu dan komikal plus alur filmnya yang ringan dan menghangatkan
hati, plus dengan banyak selipan kritik sosial dan juga ikon-ikon pop
cultures
(Kayak Elvis Presley, John Lennon, sampai bumper
sticker dan
emot Smile) praktis membuat gue jatuh cinta. Dan gue gak pernah bisa
menahan air mata di adegan terakhir, yang menurut gue justru adalah
bagian paling pamungkas dari film ini. Dan walaupun sekarang gue
berpikir seharusnya Tim Robbins yang menang Oscar via Shawshank
Redemption, tapi penampilan Hanks disini adalah awal dari segalanya.
Lebay? Emang.
Fave
Quotes : “Life is like a box of chocolates. You'll never know what
you gonna get.”
- Philadelphia (1993)
Oscar
biasanya selalu memberikan porsi nominasi untuk peran penderita
penyakit parah atau cacat permanen. Andrew Beckett, seorang pengacara
yang dipecat karena mengidap HIV/AIDS berhasil mengantarkan piala
Oscar pertama bagi Hanks. Dan gue sangat suka dengan karakter Andrew,
sebuah akting kelas tinggi yang tidak membuat
kita memandang
Beckett sebagai orang yang sebentar lagi akan mati. Dengan perjuangan
dan semangat tinggi menuntut keadilan, walaupun dicibir oleh
lingkungan karena menjadi seorang gay,
Philadeplhia
menjadi film yang sangat menyentuh. Chamistry
dengan
Denzel Washington pun juara!
Fave
Quotes
: “Sir, wouldn't you be more comfortable in a study room?” - “No.
Would it make you more comfortable?”
- Big (1988)
Ini
Hanks dimasa-masa awal karirnya, berperan sebagai Josh, seorang anak
yang terjebak dalam tubuh pria dewasa dan hidupnya harus
menyeimbangkan antara keinginan lingkungan yang mengharapkannya
menjadi 'dewasa' sekaligus 'anak-anak' di dalam dirinya. This
one is so hilarious yet heartwarming. Suka
banget sama yang satu ini.
Fave
Quotes : “Got it, got it, need it, got it...”
- Toy Story Trilogy (1998 – 2010)
Hanks
meminjamkan suaranya yang renyah dan menyenangkan dalam animasi Pixar
terbaik sepanjang masa : Toy Story trilogy. Berperan sebagai Woody,
boneka koboi dengan sifatnya yang agak usil namun sekaligus sebagai
pemimpin kawanan mainan di kamar Andy yang selalu bisa diandalkan di
setiap suasana. Dan yep, Woody adalah karakter favorit gue dari
trilogy ini. Suka aja dengan pendekatan Hanks buat karakternya, yang
kerasa blend
antara
being 'childish'
dan “kebapakan'.
Fave
Quotes : “Run like a wind, bullseye!”
- Sleepless In Seattle (1993)
Sam
Baldwin dan anaknya Jonah harus pindah dari Chicago ke Seattle
setelah istri dan ibu mereka meninggal. Dalam suatu kesempatan, Sam
kemudian curhat di sebuah acara radio dan didengar oleh Annie Reed,
seorang wanita yang hopeless
romantic dan
sangat terinspirasi dengan film romantis 'An Affair To Remember' yang
secara aneh sekaligus ajaib malah jatuh cinta pada kisah Sam. Oke,
chemistry
Hanks –
Ryan disini super unyu, filmnya unyu dan manis. Mau minta apalagi
coba? *gigit bantal*
Fave
Quotes : “A movie! That's your problem! You don't want to be in
love. You want to be in love in a movie. “
- Cast Away (2000)
Kekuatan
seorang aktor terlihat dari cara dia bereksplor dengan karakternya
sekaligus dengan lawan mainnya. Menghasilkan chemistry
yang kuat
sekaligus membuat penonton percaya bahwa apa yang mereka tonton
adalah sesuatu yang 'nyata'. Namun terlebih dari itu semua, kekuatan
aktor justru lebih diuji lagi ketika dia dipaksa menjadi One
Man Show nyaris
sepanjang film. Hanks kembali membuktikan kemampuannya di film ini.
Berperan sebagai eksekutif Fed-Ex yang mengalami kecelakaan pesawat
dan berhasil selamat, namun terdampar di sebuah pulau kecil tak
berpenghuni, hanya berbekal dengan paket-paket yang juga ikut selamat
dan sebuah bola voli. Aktingnya bahkan lebih ngeri lagi dibandingkan
dengan Forrest Gump dan Philadelphia, menurut hemat gue. Saking
ngerinya, gue bahkan cukup nonton sekali saja. Cukup sekali saja.
Ngeri, man!
Fave
Quotes : “We live and we die by the clock, that's all we have. “
- The Green Mile (1999)
Faktanya,
salah satu film favorit gue sepanjang masa : The Shawshank Redemption
awalnya akan diperankan oleh Hanks, namun karena bentrok jadwal
dengan Forrest Gump, maka ia digantikan oleh Tim Robbins. Frank
Darabont akhirnya berhasil bekerja sama dengan Hanks di The Green
Mile, sebuah drama supernatural yang berkisah mengenai kehidupan di
The Green Mile, sebuah penjara khusus bagi tahanan pidana mati.
Dengan durasi lebih dari 3 jam, kekuatan utama ada di Darabont yang
selalu bisa menarik sisi kemanusiaan di tengah lingkungan yang tak
terduga dan tentu saja, Hanks sebagai Paul Edgecomb dan chemistrynya
dengan Michael Clarke Duncan. Amazingly
touched, dan
durasi selama itu gak kerasa sama sekali.
Fave
Quotes :
“On the day of my judgement, when I stand before God, and He asks
me why did I kill one of his true miracles, what am I gonna say? That
it was my job? My job?”
- The Terminal (2004)
Bayangkan,
ketika lo lagi mengawang-awang di atas awan, sesuatu yang buruk
terjadi di negara lo. Perang saudara yang membuat semua negara
menolak kewarganegaraan lo sampai semuanya jelas. Dan lo tiba di
sebuah negara asing nan dingin, tanpa tahu penyebab kenapa elo
dilarang masuk ke negara mereka, tapi juga gak bisa balik ke negara
lo karena gak ada satupun pesawat kesana. Apa yang akan lo lakukan?
Itulah yang terjadi sama Viktor Navorski. Let’s
face it, Stephen Spielberg buat
gue kadang terlalu overrated,
tapi
film ini bisa jadi adalah satu-satunya film favorit gue dari beliau.
Sederhana, manis, humble,
dan
indah. Dan Hanks membuat semuanya terasa begitu istimewa.
Fave
Quotes : “Is home. I am not afraid from my home.”
- Saving Private Ryan (1998)
Another
favorite movie from Spielberg – Hanks, and also one my most fave
war movie. Yang
pertama, gue menganggap sinematografinya megah dan mewah banget.
Terutama adegan awal yang memang bener-bener breathtaking
dan
masih menghantui gue sampe saat ini. Kedua, ya Hanks sebagai Captain
Miller yang memimpin pasukannya dalam mencari dan menyelamatkan Ryan.
Dan, seperti biasa, Hanks bisa membawa air mata gue berderai-derai di
bagian klimaks. Dan sebagai anak yang lahir dan besar di lingkungan
TNI-AD...yea, gue bisa sangat mengerti pergulatan batin masing-masing
tokohnya. Bisa banget.
Fave
Quotes : “We’re not here to do descent thing, we’re here to
follow fucking orders!”
- Captain Phillips (2013)
Drama
thriller tegang besutan Paul Greengrass yang mulai main di bioskop
hari ini, kalian bisa baca review gue di (masukkin link Layar
Tancep). And
as I said, Hanks
kembali mengeluarkan akting terbaiknya, sedikit kombinasi dari Saving
Private Ryan dengan Cast Away, penuh sentuhan kemanusiaan yang
membuat gue merinding. Hanks kembali membuai gue dan membuat gue
teringat akan kisah cinta pada pandangan pertama gue sama film, tepat
8 tahun yang lalu.
Dan
deretan filmnya masih banyak lagi. Gue suka aktingnya di Apollo 13,
You’ve Got The Mail, Catch Me If You Can, Road To Perdition walau
gak sampai masuk ke dalam daftar paling favorit gue. Too
be honest, era
Hanks gue berakhir ketika beliau memerankan Robert Langdon di The
DaVinci Code, yang gue rasa terasa begitu dingin dan kaku. Dan gak Hanks banget. Next,
gue
akhirnya kembali memasukkan The Ladykiller, Extremely Loud and
Incredibly Close, Cloud Atlas, dan Saving Mr. Banks ke dalam daftar
wajib tonton gue. Dan walaupun pesimis Toy Story bakalan dibuat
sekuel lagi, gue tetap menantikan suara Woody kembali mengisi
kenangan manis masa anak-anak gue.
In
the end, gue
bahkan ga tahu harus mengakhiri tulisan ini dengan apa. But
I just want to sharing how big was Hanks’s impact to me, to my
life. For me, he was like a father, another father tin the different universe, with his wise smile, full of understanding, who
made me believe that life is like a box of chocolate. It might still
chocolate but you’ll never know whether you like the flavors or
just simply asking yourself why the fuck you choose it anyway.
But never regret it. Never ever regret it.
But never regret it. Never ever regret it.
0 komentar: