Review : El Bulli: Cooking In Progress ( 2011 )

02.53 Indanavetta 0 Comments

El Bulli: Cooking In Progress
"When Creativity Have No Boundaries"

Director: Gereon Wetzel
Screenplay : Gereon Wetzel and Anna Gnesti Rosell for the concept
Genre: Documentary
Cast: Ferran Adria
















 
 
Satu hal yang mungkin gak banyak temen-temen saya tahu, saya suka dengan dunia kuliner, terutama mengenai proses memasak sebuah hidangan di dapur chef professional. Walaupun saya tak suka memasak, tapi ada sebuah kepuasan tersendiri dalam menonton proses penciptaan tersebut, karena seperti yang dikatakan Collete dalam film animasi Ratatouille, "You think cooking is a cute job, eh? Like Mommy in the kitchen? Well, Mommy never had to face the dinner rush when the orders come flooding in, and every dish is different and none are simple, and all of the different cooking times, but must arrive at the customer's table at exactly the same time, hot and perfect!" And when comes to dish, terutama dalam haute cuisine, makanan bukan hanya harus enak, tapi juga indah dan memberikan sebuah pengalaman baru.
Film ini adalah sebuah dokumenter di tahun 2010 yang menceritakan mengenai restoran El Bulli itu sendiri. El Bulli adalah restoran yang mendapatkan 3 Michelin stars, yang berlokasi di Roses, Catalonia, Spanyol, yang dipimpin oleh executive chef Ferran Adria. El Bulli terkenal sebagai "the most imaginative generator of haute cuisine on the planet". Restorannya sendiri tidak buka sepanjang tahun, hanya 6 bulan saja. Dan ketika restorannya ditutup, chef Adria menciptakan konsep hidangan baru, dengan keahliannya dalam gastronomi molekular, dibantu dengan sous chefnya Oriol Castro dan Eduard Xatruch.
Masakan apa yang akan mereka sajikan?
Saya suka sekali dengan film ini. Dengan detail memperlihatkan proses kreativitas dalam penciptaan menu-menu baru yang terlihat sederhana namun sangat kompleks dan menyulitkan. Bayangkan saja, untuk menu appetizer seperti Tangerine with Ice Vinaigrette dibutuhkan waktu lama untuk menciptakan mix-and-match agar rasanya sesuai dengan ekspektasi. Mencoba-coba kombinasi minyak untuk salad dressing mulai dari hazelnut oil, truffle oil, hingga olive oil dan kemudian malah menciptakan ide ice vinaigrette dengan bantuan liquid nitrogen membuat gue tersadar, inilah sekumpulan orang-orang yang sangat mencintai pekerjaannya. Mereka bukan hanya sekedar bekerja, mereka menciptakan. Mereka adalah seniman, melukis diatas piring. Mereka adalah ilmuwan, bermain-main di lab, mencampurkan bahan A dan B dan menciptakan sesuatu yang baru. Proses kreativitasnya tidak hanya berhenti setelah selesai membuat konsep awal, seluruhnya berkembang. Banyak menu baru yang tercipta justru dari hasil ketidaksengajaan. Dan chef Adria meminta semua stafnya untuk turut serta dalam proses kreativitas tersebut, membuat seluruh hidangan yang ada bukan hanya miliknya, namun juga milik semua.

And there, this movie left me speechless. Dan ketika satu per satu foto hidangan ditampilkan sebagai penutup, I'm shaking and gasping. It is wonderful, mesmerizing, and beautiful. And again, it's an art. Ketika sebuah kreativitas, yang tak mengenal batasan apapun, melaju kencang bertemu dengan teknik memasak tingkat tinggi dan kemampuan para chef tersebut bermain-main dengan gastronomi molekul, menciptakan sesuatu yang melebihi sekedar makanan, tapi juga seni. Keindahan yang bukan hanya sekedar memanjakan lidah namun juga mata. Dan buat pecinta dunia kuliner, film ini layaknya sebuah film porno. Membuat kita terbuai dan 'panas', ingin ikut menikmati apa yang kita tonton. You have to watch it by yourself to agreed with my statement.

Because it is a food porn movie. Oh yea, baby!!!
*****
Dan saya ingin menutup review ini dengan quote Anthony Bourdain,
"Pastry chefs everywhere—when they see this—will gape in fear, and awe, and wonder. I feel for them; like Eric Clapton seeing Jimi Hendrix for the first time, one imagines they will ask themselves 'What do I do now?'."
- Anthony Bourdain talks about Chef Adria's book
Coconut Sponge

Cherry Umeboshi and Frozen Rose

Tangerine with Ice Vinaigrette

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
---------------------------------

Film dokumenter ini ditayangkan secara gratis di IIC pada tanggal 29 November dan Goethehaus pada tanggal 1 Desember sebagai bagian dari Europe on Screen 2012. Untuk info lebih lengkap mengenai EoS, silahkan buka www.europeonscreen.org

0 komentar: